Berikut ini info menanam pohon duku (buah duku). Buah yang enak dan manis, tetapi untuk menanam buah duku dalam pot, tentu tidak bisa. Karena pohon ini adalah pohon berumur panjang dan berbatang besar. Ok segera cari "bibit pohon duku, pen jual bibit pohon duku" di kota anda.
Pohon duku umumnya di tanam di pekarangan, tetapi sering pula ditanam tumpang sari di bawah pohon kelapa (di Filipina) atau ditumpang sarikan dengan tanaman lain seperti pohon manggis dan durian (di Indonesia dan Thailand). Jarak tanam yang dianjurkan sangat bervariasi
dari jarak 8x8 m (kira-kira 150 pohon/ha, di Philipina) sampai jarak 12x12 m untuk tipe longkong yang tajuknya memencar di Thailand bagian selatan (50-60 pohon/hektar). Jarak tanam ini ditentukan dengan memperhatikan adanya pohon-pohon pendampingnya.
Variasi jarak tanam yang lain adalah ukuran 7x8 m, 8x9 m, 9x9 m, 9x10
m. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah jarak tanam harus cukup
lebar, karena jika tanamannya sudah dewasa tajuknya membutuhkan
ruangan yang cukup luas. Salah satu variasi tersebut dapat diterapkan
tergantung kondisi tanah terutama tingkat kesuburannya. Seandainya
diterapkan jarak tanam 10x10 m, berarti untuk lahan yang luasnya satu
hektar akan dapat ditanami bibit duku sebanyak 100 pohon.
Setelah jarak tanam ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah
pembuatan lubang tanam. Waktu yang terbaik untuk membuat lubang tanam
adalah sekitar 1- 2 bulan sebelum penanaman bibit. Lubang tanam
minimal yang dibuat adalah berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter. Namun akan
lebih baik apabila ukurannya lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter.
Jika bibit duku yang akan ditanam berakar panjang (bibit dari biji),
maka lubang yang dibuat harus lebih dalam. Tetapi jika bibit duku
berakar pendek (bibit hasil cangkok), penggalian lubang diusahakan
lebih lebar dan lebih luas.
Penanaman bibit pohon duku sebaiknya menunggu sampai tanah galian memadat
atau tampak turun dari permukaan tanah sekitarnya. Sebelum penanaman
dilakukan, maka tanah pada lubang tanam digali terlebih dahulu dengan
ukuran kira-kira sebesar kantung yang dibuat untuk membungkus bibit.
Setelah itu pembungkus bibit dibuka dan tanaman dimasukkan dlam lubang
tanam. Hal yang perlu diperhatikan adalah posisi akar tidak boleh
terbelit sehingga nantinya tidak mengganggu proses pertumbuhan. Pada
saat penanaman bibit, kondisi tanah harus basah/disiram dahulu.
Penanaman bibit duku jangan terlalu dangkal. Selain itu permukaan
tanah yang dibawa oleh bibit dari kantung pembungkus harus tetap
terlihat. Setelah bibit tanam, maka tanah yang ada disekitarnya
dipadatkan dan disiram dengan air secukupnya. Disekitar permukaan atas
lubang tanam dapat diberi bonggol pisang, jerami, atau rumput-rumputan
kering untuk menjaga kelembaban dan menghindari pengerasan tanah
Sabtu, 09 Juli 2011
menanam POHON DELIMA..?
Cerita "menanam pohon buah delima". ternyata gampang menanam pohon delima. Kalau ingin, segera cari penjual bibit delima, tempat jual bibit delima di kota anda. delima ini banyak manfaatnya, bahkan salah satu buah yang disebut di Al Quran.
Saat itu saya sedang sibuk ujian kenaikan kelas 7 SMP. Saat di sekolah seorang teman saya, Puji Trada membawa beberapa buah delima merah. Lalu saya pun kebagian sebuah. Ternyata buah tersebut dipetiknya dari pohon delima merah di rumahnya. Lalu dengan bercanda saya meminta anak pohon delimanya jika ada. Saya pun beruntung, ternyata di rumahnya ada bibit pohon delima.
Keesokan harinya, dia membawakan bibit pohon delima tersebut ke sekolah untuk saya. Berpotkan gelas air mineral bekas, bibit tersebut tingginya sekitar 10 cm.
Setiap pagi dan sore saya sirami dengan semangat dan riang gembira, karena saya suka sekali buah delima. Dulu pertama kali memakan buah delima, saat ibu pulang dari Tanah Suci Mekkah. Saya pikir akan sulit sekali mendapatkan atau membeli buah delima di Sangatta, alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan untuk mencicipinya lagi lewat teman saya yang mempunyai pohon tersebut. Terlebih lagi saya juga kebagian bibitnya untuk ditanam di rumah. Saat itu dalam hati saya berkata,"Duh.. senangnya jika kelak pohon tersebut berbuah."
Beberapa minggu kemudian, liburan sekolah tiba. Ketika pulang dari liburan yang menyenangkan di Bali. Cukup menyedihkan, pohon delimanya kering, layu, dan sepertinya, entah siapa, tak sengaja menumpahkan cairan sejenis minyak ke pohon tersebut. Saya cukup sedih dan agak kecewa. Saya kecewa karena tidak bisa merawat bibit pohon delima pemberian teman saya.
Saya sudah tak tahu lagi, apakah bibit pohon delima tersebut masih bisa tumbuh atau tidak. Bibit pohon tersebut saya pindahkan posisinya, ke tempat yang lebih lembab dan berair. Saya membiarkannya mati. Karena saya tek tega hati membuangnya.
Karena telah sibuk masuk sekolah, saya tak memikirkannya lagi. Namun sebuah keajaiban. Saat lewat di dekat lokasi di mana "mantan" bibit delima yang saya pikir sudah mati, saya sepintas melihat ada sebuah tanaman hijau yang segar. Sekitar 30-40 cm tingginya. Tak disangka dan tak di duga! Ternyata itu bibit pohon delima yang saya kira mati, kini tumbuh subur dan lumayan tinggi! Subhanallah...
Dengan semangat dan gembira, saya mulai menggali tanah di halaman belakang rumah. Saya pindahkan bibit pohon delima tersebut dari gelas air mineral bekas, ke lubang galian.
Setahun kemudian setelah saya merawatnya, hingga tingginya sudah kurang lebih 1 meter. Pohon tersebut berbunga. Bunga perdana!
Dengan senang hati setiap hari saya memperhatikan bunganya tumbuh. Akhirnya beberapa bunga tersebut menjadi buah.
Ternyata cukup lama buah delima matang. Biasanya tanda-tanda buah delima merah matang, kulit luarnya memerah. Dengan sabar saya menyiram dan memotong rumput-rumput pengganggu di sekelilingnya. Sekitar dua bulan, buahnya sudah besar, sebesar genggaman tangan orang dewasa. Kulit luarnya pun hijau kemerah-merahan. Senang sekali rasanya. Ada kepuasan tersendiri jika tanaman yang sejak kecil ukurannya kita rawat, kini tumbuh subur dan berbuah. Subhanallah, sungguh karunia Allah, yang menumbuhkan bermacam buah-buahan dari tanah.
Saat itu saya sedang sibuk ujian kenaikan kelas 7 SMP. Saat di sekolah seorang teman saya, Puji Trada membawa beberapa buah delima merah. Lalu saya pun kebagian sebuah. Ternyata buah tersebut dipetiknya dari pohon delima merah di rumahnya. Lalu dengan bercanda saya meminta anak pohon delimanya jika ada. Saya pun beruntung, ternyata di rumahnya ada bibit pohon delima.
Keesokan harinya, dia membawakan bibit pohon delima tersebut ke sekolah untuk saya. Berpotkan gelas air mineral bekas, bibit tersebut tingginya sekitar 10 cm.
Setiap pagi dan sore saya sirami dengan semangat dan riang gembira, karena saya suka sekali buah delima. Dulu pertama kali memakan buah delima, saat ibu pulang dari Tanah Suci Mekkah. Saya pikir akan sulit sekali mendapatkan atau membeli buah delima di Sangatta, alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan untuk mencicipinya lagi lewat teman saya yang mempunyai pohon tersebut. Terlebih lagi saya juga kebagian bibitnya untuk ditanam di rumah. Saat itu dalam hati saya berkata,"Duh.. senangnya jika kelak pohon tersebut berbuah."
Beberapa minggu kemudian, liburan sekolah tiba. Ketika pulang dari liburan yang menyenangkan di Bali. Cukup menyedihkan, pohon delimanya kering, layu, dan sepertinya, entah siapa, tak sengaja menumpahkan cairan sejenis minyak ke pohon tersebut. Saya cukup sedih dan agak kecewa. Saya kecewa karena tidak bisa merawat bibit pohon delima pemberian teman saya.
Saya sudah tak tahu lagi, apakah bibit pohon delima tersebut masih bisa tumbuh atau tidak. Bibit pohon tersebut saya pindahkan posisinya, ke tempat yang lebih lembab dan berair. Saya membiarkannya mati. Karena saya tek tega hati membuangnya.
Karena telah sibuk masuk sekolah, saya tak memikirkannya lagi. Namun sebuah keajaiban. Saat lewat di dekat lokasi di mana "mantan" bibit delima yang saya pikir sudah mati, saya sepintas melihat ada sebuah tanaman hijau yang segar. Sekitar 30-40 cm tingginya. Tak disangka dan tak di duga! Ternyata itu bibit pohon delima yang saya kira mati, kini tumbuh subur dan lumayan tinggi! Subhanallah...
Dengan semangat dan gembira, saya mulai menggali tanah di halaman belakang rumah. Saya pindahkan bibit pohon delima tersebut dari gelas air mineral bekas, ke lubang galian.
Setahun kemudian setelah saya merawatnya, hingga tingginya sudah kurang lebih 1 meter. Pohon tersebut berbunga. Bunga perdana!
Dengan senang hati setiap hari saya memperhatikan bunganya tumbuh. Akhirnya beberapa bunga tersebut menjadi buah.
Ternyata cukup lama buah delima matang. Biasanya tanda-tanda buah delima merah matang, kulit luarnya memerah. Dengan sabar saya menyiram dan memotong rumput-rumput pengganggu di sekelilingnya. Sekitar dua bulan, buahnya sudah besar, sebesar genggaman tangan orang dewasa. Kulit luarnya pun hijau kemerah-merahan. Senang sekali rasanya. Ada kepuasan tersendiri jika tanaman yang sejak kecil ukurannya kita rawat, kini tumbuh subur dan berbuah. Subhanallah, sungguh karunia Allah, yang menumbuhkan bermacam buah-buahan dari tanah.
Menanan...POHON CEMPEDAK
Seperti pohon buah Nangka, maka "pohon cempedak" ini juga mudah ditanam, intinya anda harus membeli "tabulampot cempedak yang sudah bisa tumbuh dan berbunga". Punya pohon cempedak di pekarangan rumah tentunya sangat mengasikkan. Silahkan cari "penjual bibit cempedak" di kota anda.
CEMPEDAK LOKAL (VARIETAS INTEGER) Family Moraceae
Deskripsi
Jenis Pohon cempedak inilah yang lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas. Tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Bentuk buahnya lonjong silindris dan berwarna cokelat tanah atau agak kemerahan. Kulit buahnya berduri kecil dan relatif halus. Panjang buah antara 20-35 cm, diameter 10-20 cm, dan berat rata-rata 34 kg. Daging buahnya lunak dan mudak hancur, tipis, berserat, dan berwarna kuning gading kadang agak kemerahan. Rasanya manis dan aromanya harum menusuk hidung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna cokelat muda. Batang tanaman cempedak relatif lebih lurus dibandingkan tanaman nangka, sedangkan permukaan daunnya lebih kasar daripada daun nangka. Ukuran buahnya biasanya lebih kecil daripada nangka dan bentuknya lebih lonjong. Rasa buah cempedak manis. Aromanya harum dan sangat khas. Nyamplung-nya tetap menempel pada tangkai buah meskipun kulit buah dan daminya sudah dilepas.
Syarat Tumbuh
Kisaran tempat tumbuh tanaman cempedak meliputi daerah yang cukup luas, dengan ketinggian antara 1-700 m di atas permukaan laut, bahkan sampai 1.300 m di atas permukaan laut. Tanaman ini menyukai hidup di daerah yang relatif basah dengan curah hujan cukup tinggi yaitu antara 2.500-3.000 mm/tahun. Tanah yang gembur dan berdrainasi baik merupakan jenis tanah yang diinginkan untuk pertumbuhannya.
Pedoman Budidaya
Pohon cempedak biasanya ditumbuhkan dari benih yang berasal dari pohon induk di sekitarnya, yang kualitasnya disenangi. Cempedak dapat diperbanyak secara vegetatif dengan penempelan atau penyusuan di atas batang bawah cempedak yang berasal dari benih, atau pada jenis Artocarpus lainnya, termasuk juga pada nangka. Batang bawah yang digunakan hendaknya berumur 8-11 bulan, pada saat penempelan, yang dapat dilakukan setiap saat. Pohon yang muda lebih dahulu mengeluarkan akar tunggang yang panjang, karenanya baik semai maupun tanaman hasil sambungan biasanya ditanam dalam suatu wadah. Naungan ringan sangat dibutuhkan, baik selama dipelihara di pesemaian maupun setelah tanaman ditanam di lapangan. Di kebun-kebun buah jarak tanam cempedak ialah 12-14 m.
Pemeliharaan Hama dan Penyakit
Buah cempedak biasa diserang oleh lalat buah, tetapi hal ini mudah diatasi dengan cara buah dibungkus; kulit kayunya kadang-kadang diserang oleh kumbang penggerek. Penyakit mati pucuk, yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora merupakan penyakit yang paling serius. Mula-mula bakteri ini menyerang pucukpucuk yang sedang tumbuh, tetapi kemudian menyebar ke bawah, dan akhirnya membunuh pohonnya: Di Malaysia baru-baru ini sedang dilakukan percobaan pemakaian bahan kimia, termasuk menginjeksi batang dengan antibiotika untuk memberantas penyakit ini.
CEMPEDAK LOKAL (VARIETAS INTEGER) Family Moraceae
Deskripsi
Jenis Pohon cempedak inilah yang lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas. Tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Bentuk buahnya lonjong silindris dan berwarna cokelat tanah atau agak kemerahan. Kulit buahnya berduri kecil dan relatif halus. Panjang buah antara 20-35 cm, diameter 10-20 cm, dan berat rata-rata 34 kg. Daging buahnya lunak dan mudak hancur, tipis, berserat, dan berwarna kuning gading kadang agak kemerahan. Rasanya manis dan aromanya harum menusuk hidung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna cokelat muda. Batang tanaman cempedak relatif lebih lurus dibandingkan tanaman nangka, sedangkan permukaan daunnya lebih kasar daripada daun nangka. Ukuran buahnya biasanya lebih kecil daripada nangka dan bentuknya lebih lonjong. Rasa buah cempedak manis. Aromanya harum dan sangat khas. Nyamplung-nya tetap menempel pada tangkai buah meskipun kulit buah dan daminya sudah dilepas.
Syarat Tumbuh
Kisaran tempat tumbuh tanaman cempedak meliputi daerah yang cukup luas, dengan ketinggian antara 1-700 m di atas permukaan laut, bahkan sampai 1.300 m di atas permukaan laut. Tanaman ini menyukai hidup di daerah yang relatif basah dengan curah hujan cukup tinggi yaitu antara 2.500-3.000 mm/tahun. Tanah yang gembur dan berdrainasi baik merupakan jenis tanah yang diinginkan untuk pertumbuhannya.
Pedoman Budidaya
Pohon cempedak biasanya ditumbuhkan dari benih yang berasal dari pohon induk di sekitarnya, yang kualitasnya disenangi. Cempedak dapat diperbanyak secara vegetatif dengan penempelan atau penyusuan di atas batang bawah cempedak yang berasal dari benih, atau pada jenis Artocarpus lainnya, termasuk juga pada nangka. Batang bawah yang digunakan hendaknya berumur 8-11 bulan, pada saat penempelan, yang dapat dilakukan setiap saat. Pohon yang muda lebih dahulu mengeluarkan akar tunggang yang panjang, karenanya baik semai maupun tanaman hasil sambungan biasanya ditanam dalam suatu wadah. Naungan ringan sangat dibutuhkan, baik selama dipelihara di pesemaian maupun setelah tanaman ditanam di lapangan. Di kebun-kebun buah jarak tanam cempedak ialah 12-14 m.
Pemeliharaan Hama dan Penyakit
Buah cempedak biasa diserang oleh lalat buah, tetapi hal ini mudah diatasi dengan cara buah dibungkus; kulit kayunya kadang-kadang diserang oleh kumbang penggerek. Penyakit mati pucuk, yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora merupakan penyakit yang paling serius. Mula-mula bakteri ini menyerang pucukpucuk yang sedang tumbuh, tetapi kemudian menyebar ke bawah, dan akhirnya membunuh pohonnya: Di Malaysia baru-baru ini sedang dilakukan percobaan pemakaian bahan kimia, termasuk menginjeksi batang dengan antibiotika untuk memberantas penyakit ini.
Tabulampot BELIMBING..!
Berikut ini cerita "tips menanam TABULAMPOT BELIMBING", belimbing ini mudah di tanam, lebih cepat berbuah, kurang dari 5 bulan saja sudah bisa dipanen (beli bibit belimbing yang sudah 1 thn).
Menanam tabulampot belimbing manis ternyata tidak sulit. Tabulampot belimbing manis bahkan mampu berbuah lebat terus-menerus sepanjang tahun. Selain itu, profil tanaman belimbing yang dekoratif dengan buahnya yang bergelantungan akan mempesona setiap mata yang memandang.
Persiapan dan Penanaman Belimbing :
a. Pot
Pot untuk belimbing manis bisa berupa drum bekas yang diameter nya 30-60 cm dengan kedalaman 30-40 cm. Tambahkan penyangga agar pot tidak langsung menempel di tanah. Dengan demikian, kelebihan air dalam media tanam dapat mengalir lebih lancar.
b. Media Tanam
Media tanam untuk tabulampot belimbing sebaiknya ringan, dapat menyimpan air, porous, gembur, dan bebas dari bibit hama penyakit. Media tanam yang lazim digunakan dalah campuran tanah subur, pupuk kandang, dan pasir (1:1:1) atau campuran tanah subur, sekam, dan humus bambu (1:1:1). Ada juga yang menggunakan campuran tanah subur dan pupuk organik Super TW plus (6:1).
c. Cara Bertanam
Prinsip penanaman belimbing dalam pot tidak jauh beda dengan tabulampot lainnya. Berikut Tahapan nya.
1. Masukkan selapis pecahan bata merah atau genting di bagian dasar pot.
2. Masukkan media tanam hingga setengah pot.
3. Keluarkan bibit dari polibag secara hati-hati. Potong Sebagian akar-akar yang berlebihan, lalu tanamkan bibit tersebut tepat di tengah-tengah pot dengan posisi tegak.
4. Tambahkan media tanam hingga hampir penuh, lalu padatkan bagian pangkal batang. Jangan lupa, sesegera mungkin siram sampai lembab.
5. Letakkan tabulampot di tempat teduh dan aman selama 4-6 minggu.
6. Setelah beradaptasi, tabulampot dapat dipindahkan ke tempat yang terbuka dan mendapat sinar matahari, terutama pada pagi hari.
C. Perawatan
a. Penyiraman
Kunci kesuksesan membuahkan tabulampot terletak pada cara perawatannya. Jika tidak dirawat dengan benar, tabulampot akan merana dan kerdil. Penyiraman merupakan hal yang mutlak dilakukan. Penyiraman sebaiknya dilakukan secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca. Hati-hati jika menggunakan air ledeng yang kandungan kaporitnya tinggi (tampak putih), sebelum digunakan, air ledeng sebaiknya diendapkan selama semalam. Esok harinya air baru disiramkan ketanaman.
b. Pemangkasan
Seperti halnya tanaman buah lain, belimbing juga membutuhkan pemangkasan untuk membentuk percabangannya. Bentuk cabang yang ideal mengacu pada sistem 1-3-9. Artinya, yang dipelahara hanya 1 batang utama(75-100cm), 3 cabang primer(30-50cm), dan 9 cabang sekunder(30-50cm). Cabang lain yang tidak dikehendaki dipangkas. Dari cabang sekunder ini akan tumbuh cabang-cabang tersier.
c. Pemupukan
Pemupukan juga penting dilakukan pada tanaman tabulampot belimbing. Pada umur sebulan, pupuk yang diberikan berupa campuran urea, TSP, dan KCI(2:1:1) dengan dosis 20 gram/pot. Caranya, benamkan pupuk dalam media tanam. Selanjutnya, setiap 2 bulan sekali siramkan larutan urea (10 gram per 10 liter air) sampai media tanam cukup basah, Lakukan pemupukan seperti ini hingga tanaman menjelang berbunga atau berumur 2 tahun. Menjelang masa pembungaan, berikan pupuk NPK dengan dosis 25 gram/pot.
Selanjutnya, pemupukan ulang bisa dilakukan pada saat tanaman sedang berbuah dan setelah panen. Pedomannya, tanaman dipupuk dengan NPK sekurang-kurangnya tiga kali dalam setahun.
d. Repotting
Lazimnya pergantian pot dan media tanam pada tabulampot belimbing manis dilakukan setiap 6-12 bulan sekali. Namun, ukuran waktu tersebut bukan harga mati, Repotting sangat tergantung pada kondisi tanaman. Berikut ini tanda-tanda tabulampot belimbing manis yang sudah waktu nya di repotting.
1. Terdapat akar-akar yang menyembul di permukaan media tanam.
2. Pertumbuhan tanaman kerdil.
3. Tanaman tidak mau berbunga dan berbuah.
Tata cara repotting pada "tabulampot belimbing manis" tidak jauh beda dengan tabulampot lainnya.
Menanam tabulampot belimbing manis ternyata tidak sulit. Tabulampot belimbing manis bahkan mampu berbuah lebat terus-menerus sepanjang tahun. Selain itu, profil tanaman belimbing yang dekoratif dengan buahnya yang bergelantungan akan mempesona setiap mata yang memandang.
Persiapan dan Penanaman Belimbing :
a. Pot
Pot untuk belimbing manis bisa berupa drum bekas yang diameter nya 30-60 cm dengan kedalaman 30-40 cm. Tambahkan penyangga agar pot tidak langsung menempel di tanah. Dengan demikian, kelebihan air dalam media tanam dapat mengalir lebih lancar.
b. Media Tanam
Media tanam untuk tabulampot belimbing sebaiknya ringan, dapat menyimpan air, porous, gembur, dan bebas dari bibit hama penyakit. Media tanam yang lazim digunakan dalah campuran tanah subur, pupuk kandang, dan pasir (1:1:1) atau campuran tanah subur, sekam, dan humus bambu (1:1:1). Ada juga yang menggunakan campuran tanah subur dan pupuk organik Super TW plus (6:1).
c. Cara Bertanam
Prinsip penanaman belimbing dalam pot tidak jauh beda dengan tabulampot lainnya. Berikut Tahapan nya.
1. Masukkan selapis pecahan bata merah atau genting di bagian dasar pot.
2. Masukkan media tanam hingga setengah pot.
3. Keluarkan bibit dari polibag secara hati-hati. Potong Sebagian akar-akar yang berlebihan, lalu tanamkan bibit tersebut tepat di tengah-tengah pot dengan posisi tegak.
4. Tambahkan media tanam hingga hampir penuh, lalu padatkan bagian pangkal batang. Jangan lupa, sesegera mungkin siram sampai lembab.
5. Letakkan tabulampot di tempat teduh dan aman selama 4-6 minggu.
6. Setelah beradaptasi, tabulampot dapat dipindahkan ke tempat yang terbuka dan mendapat sinar matahari, terutama pada pagi hari.
C. Perawatan
a. Penyiraman
Kunci kesuksesan membuahkan tabulampot terletak pada cara perawatannya. Jika tidak dirawat dengan benar, tabulampot akan merana dan kerdil. Penyiraman merupakan hal yang mutlak dilakukan. Penyiraman sebaiknya dilakukan secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca. Hati-hati jika menggunakan air ledeng yang kandungan kaporitnya tinggi (tampak putih), sebelum digunakan, air ledeng sebaiknya diendapkan selama semalam. Esok harinya air baru disiramkan ketanaman.
b. Pemangkasan
Seperti halnya tanaman buah lain, belimbing juga membutuhkan pemangkasan untuk membentuk percabangannya. Bentuk cabang yang ideal mengacu pada sistem 1-3-9. Artinya, yang dipelahara hanya 1 batang utama(75-100cm), 3 cabang primer(30-50cm), dan 9 cabang sekunder(30-50cm). Cabang lain yang tidak dikehendaki dipangkas. Dari cabang sekunder ini akan tumbuh cabang-cabang tersier.
c. Pemupukan
Pemupukan juga penting dilakukan pada tanaman tabulampot belimbing. Pada umur sebulan, pupuk yang diberikan berupa campuran urea, TSP, dan KCI(2:1:1) dengan dosis 20 gram/pot. Caranya, benamkan pupuk dalam media tanam. Selanjutnya, setiap 2 bulan sekali siramkan larutan urea (10 gram per 10 liter air) sampai media tanam cukup basah, Lakukan pemupukan seperti ini hingga tanaman menjelang berbunga atau berumur 2 tahun. Menjelang masa pembungaan, berikan pupuk NPK dengan dosis 25 gram/pot.
Selanjutnya, pemupukan ulang bisa dilakukan pada saat tanaman sedang berbuah dan setelah panen. Pedomannya, tanaman dipupuk dengan NPK sekurang-kurangnya tiga kali dalam setahun.
d. Repotting
Lazimnya pergantian pot dan media tanam pada tabulampot belimbing manis dilakukan setiap 6-12 bulan sekali. Namun, ukuran waktu tersebut bukan harga mati, Repotting sangat tergantung pada kondisi tanaman. Berikut ini tanda-tanda tabulampot belimbing manis yang sudah waktu nya di repotting.
1. Terdapat akar-akar yang menyembul di permukaan media tanam.
2. Pertumbuhan tanaman kerdil.
3. Tanaman tidak mau berbunga dan berbuah.
Tata cara repotting pada "tabulampot belimbing manis" tidak jauh beda dengan tabulampot lainnya.
Tabulapot pohon ASEM (ASAM)
Berikut ini cupikan "Tabulampot pohon asam, asem jawa" di pot. Menarik bukan kalau punya pohon asam (asem) dalam pot. Tapi memang butuh bibit yang baik agar tabulampot asam itu bisa berbuah. Berikut ini penjelasan, jenis asam, manfaat asam (khasiat/kasiat asam atau asem). Silahkan baca...!
Pohon Asem atau sering di sebut "asem jawa" adalah pohon yang memiliki buah berbentuk celurit yang memiliki rasa asam / asem. Buah asem sering digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia dan bumbu rujak.
Namun sekarang ini pohon Asem tidak menghasilkan buah yang rasanya asem saja. Saat ini, ada jenis pohon asem yang menghasilkan buah yang rasanya manis. Buah asem yang rasanya manis saat ini sudah banyak dijual di supermarket-supermarket. Aneh juga ya…. Namanya asem tapi rasanya manis..
Asem / Asem jawa memiliki nama ilmiah Tamarindus indica, termasuk ke dalam suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus.
Asem adalah salah satu bumbu dapur pemberi rasa asam pada masakan. Pohon asam berperawakan besar, daun selalu hijau, tingginya bisa sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.
Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.
Buah polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp) mengeras berwarna kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa benang. Daging buah putih kehijauan ketika muda, menjadi kecoklatan sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket. Biji coklat kehitaman, mengkilap dan keras, agak persegi.
Penyebaran dan ekologi Asam
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan savana.
Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.
Hasil dan kegunaan Asam (asem)
Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asem kawak --demikian ia biasa disebut-- inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu.
Pohon Asem atau sering di sebut "asem jawa" adalah pohon yang memiliki buah berbentuk celurit yang memiliki rasa asam / asem. Buah asem sering digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia dan bumbu rujak.
Namun sekarang ini pohon Asem tidak menghasilkan buah yang rasanya asem saja. Saat ini, ada jenis pohon asem yang menghasilkan buah yang rasanya manis. Buah asem yang rasanya manis saat ini sudah banyak dijual di supermarket-supermarket. Aneh juga ya…. Namanya asem tapi rasanya manis..
Asem / Asem jawa memiliki nama ilmiah Tamarindus indica, termasuk ke dalam suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus.
Asem adalah salah satu bumbu dapur pemberi rasa asam pada masakan. Pohon asam berperawakan besar, daun selalu hijau, tingginya bisa sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.
Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.
Buah polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp) mengeras berwarna kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa benang. Daging buah putih kehijauan ketika muda, menjadi kecoklatan sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket. Biji coklat kehitaman, mengkilap dan keras, agak persegi.
Penyebaran dan ekologi Asam
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan savana.
Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.
Hasil dan kegunaan Asam (asem)
Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asem kawak --demikian ia biasa disebut-- inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu.
Tabulampot ALPUKAT
Berikut ini tips, menanam alpukat, pohon alpukat, tabulampot alpukat. Intinya bibit stek lebih baik, jangan sampai "menanam alpukat (apokat) dengan bibit biji.
Alpukat (Persea americana Mill.) dapat diperbanyak dengan biji dan grafting (okulasi atau sambung pucuk). Untuk penanaman di pot, pilihlah bibit yang berasal dari grafting dari jenis yang berbuah hijau panjang (lihat tulisan sebelumnya : Alpukat), sehingga dapat dipastikan bisa berbuah dan cepat menghasilkan. Pilihlah bibit alpukat yang sehat, tegak, banyak daunnya dan tidak terserang penyakit.
Pakailah pot dengan diameter minimal 30 cm dan tinggi minimal 35 cm, makin besar pot makin mudah tanaman tumbuh normal. Isilah pot dengan ijuk atau pecahan genteng setebal 5 cm sebagai penahan keluarnya media tanam saat penyiraman. Kemudian isi dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan yang sama sampai pot penuh.
Penanaman yang baik pada saat suhu udara rendah (pagi atau sore). Tempatkan tanaman baru pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama sekitar seminggu, lalu secara bertahap tempatkan pada tempat yang kena sinar matahari langsung.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore terutama pada musim kemarau.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman. Setiap pemankasan akan memunculkan tunas baru, pilihlah 3 tunas untuk ditumbuhkan. Makin banyak cabang/ranting maka makin banyak tempat keluarnya bunga. Pemangkasan juga dilakukan untuk membuang tunas liar, tunas yang tidak sehat, tunas yang tidak produktif.
Pemupukan dilakukan setiap bulan. Pupuk ditanam di sekeliling pinggiran pot dan lakukan penyiraman setiap selesai memupuk. Dosis pemupukan sebagai berikut:
Usia tanam 0-5 tahun, Urea 21 gr, TSP 104 gr dan KCl 16 gr.
Usia tanam 5 tahun lebih, Urea 170 gr, TSP 132 gr dan KCl 162 gr.
Sebagai tambahan dapat diberikan puouk daun seperti Gandasil D (untuk pertumbuhan vegetatif) dan Gandasil B (untuk pertumbuhan generatif) setiap minggu dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya.
Penggemburan tanah dilakukan untuk mempermudah tanaman menyerap oksigen dari dalam tanah. Penggemburan dilakukan apabila media tanam sudah mengeras dan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar.
Pengendalian hama, penyakit dan gulma paling praktis dilakukan dengan cara fisik, yaitu membuangnya dengan tanagan atau alat lain.
Setiap 3-5 tahun sekali sebaiknya dilakukan pergantian media tanam. Potonglah sekitar 5 cm media tanam beserta akar tanaman di sekeliling dan bagian bawah media tanam dengan pelan, kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru. Setiap pemotongan akar harus diimbangi dengan pengurangan daun, agar seimbang, kalau tidak tanaman akan secara alami melayukan dan menggugurkan daunnya. Pergantian pot juga dilakukan apabila ukuran pot sudah tidak mencukupi (kekecilan) atau pot sudah rusak. Sekian, selamat "MENANAM ALPUKAT".
Alpukat (Persea americana Mill.) dapat diperbanyak dengan biji dan grafting (okulasi atau sambung pucuk). Untuk penanaman di pot, pilihlah bibit yang berasal dari grafting dari jenis yang berbuah hijau panjang (lihat tulisan sebelumnya : Alpukat), sehingga dapat dipastikan bisa berbuah dan cepat menghasilkan. Pilihlah bibit alpukat yang sehat, tegak, banyak daunnya dan tidak terserang penyakit.
Pakailah pot dengan diameter minimal 30 cm dan tinggi minimal 35 cm, makin besar pot makin mudah tanaman tumbuh normal. Isilah pot dengan ijuk atau pecahan genteng setebal 5 cm sebagai penahan keluarnya media tanam saat penyiraman. Kemudian isi dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan yang sama sampai pot penuh.
Penanaman yang baik pada saat suhu udara rendah (pagi atau sore). Tempatkan tanaman baru pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama sekitar seminggu, lalu secara bertahap tempatkan pada tempat yang kena sinar matahari langsung.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore terutama pada musim kemarau.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman. Setiap pemankasan akan memunculkan tunas baru, pilihlah 3 tunas untuk ditumbuhkan. Makin banyak cabang/ranting maka makin banyak tempat keluarnya bunga. Pemangkasan juga dilakukan untuk membuang tunas liar, tunas yang tidak sehat, tunas yang tidak produktif.
Pemupukan dilakukan setiap bulan. Pupuk ditanam di sekeliling pinggiran pot dan lakukan penyiraman setiap selesai memupuk. Dosis pemupukan sebagai berikut:
Usia tanam 0-5 tahun, Urea 21 gr, TSP 104 gr dan KCl 16 gr.
Usia tanam 5 tahun lebih, Urea 170 gr, TSP 132 gr dan KCl 162 gr.
Sebagai tambahan dapat diberikan puouk daun seperti Gandasil D (untuk pertumbuhan vegetatif) dan Gandasil B (untuk pertumbuhan generatif) setiap minggu dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya.
Penggemburan tanah dilakukan untuk mempermudah tanaman menyerap oksigen dari dalam tanah. Penggemburan dilakukan apabila media tanam sudah mengeras dan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar.
Pengendalian hama, penyakit dan gulma paling praktis dilakukan dengan cara fisik, yaitu membuangnya dengan tanagan atau alat lain.
Setiap 3-5 tahun sekali sebaiknya dilakukan pergantian media tanam. Potonglah sekitar 5 cm media tanam beserta akar tanaman di sekeliling dan bagian bawah media tanam dengan pelan, kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru. Setiap pemotongan akar harus diimbangi dengan pengurangan daun, agar seimbang, kalau tidak tanaman akan secara alami melayukan dan menggugurkan daunnya. Pergantian pot juga dilakukan apabila ukuran pot sudah tidak mencukupi (kekecilan) atau pot sudah rusak. Sekian, selamat "MENANAM ALPUKAT".
tips MENANAM APEL
Berikut ini "tips menanam apel". buah apel memang buah gunung, alias cocok hanya ditanam di daerah dingin. Baca dulu, "tata cara menanam pohon apel".
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah.
2) Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
3) Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
4) Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.
5.2. Media Tanam
1) "Tanaman apel tumbuh" dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan menyimpanan airnya optimal.
2) Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol dan Regosol.
3) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia.
4) Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.
5) Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak ditanami.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Perbanyakan tanaman apel dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan yang baik dan umum dilakukan adalah perbanyakan vegetatif, sebab perbanyakan generatif memakan waktu lama dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari induknya. Teknik perbanyakan generatif dilakukan dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dengan okulasi atau penempelan (budding), sambungan
(grafting) dan stek.
1) Persyaratan Benih
Syarat batang bawah : merupakan apel liar, perakaran luas dan kuat, bentuk pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi. Sedangkan syarat mata tunas adalah berasal dari batang tanaman apel yang sehat dan memilki sifat-sifat unggul.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih dilakukan dengan cara perbanyakan batang bawah dilakukan langkah-langkah sebagai beriku t:
a) Anakan / siwilan
1. Ciri anakan yang diambil adalah tinggi 30 cm, diameter 0,5 cm dan kulit batang kecoklatan.
2. Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman produktif dengan cara menggali tanah disekitar pohon, lalu anakan dicabut beserta akarnya secara berlahan-lahan dan hati-hati.
3. Setelah anakan dicabut, anakan dirompes dan cabang-cabang dipotong, lalu ditanam pada bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.
b) Rundukan (layering)
1. Bibit hasil rundukan dapat diperoleh dua cara yaitu:
- Anakan pohon induk apel liar: anakan yang agak panjang direbahkan melekat tanah, kemudian cabang dijepit kayu dan ditimbun tanah; penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat, tunas dapat
dipisahkan dengan cara memotong cabangnya.
- Perundukan tempelan batang bawah: dilakukan pada waktu tempelan dibuka (2 minggu) yaitu dengan memotong 2/3 bagian penampang batang bawah, sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan dibenamkan dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas. Pada tekukan diberi penjepit kayu atau bambu.
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut dibawah keratan atau tekukan. Bekas luka diolesi defolatan.
c) Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam dan lurus), sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan akar. Jarak penanaman 30 x 25 cm, tiap bedengan ditanami dua baris. Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang ± 1
cm dan perakaran cukup cukup kuat.
3) Teknik Pembiitan
a) Penempelan
1. Pilih batang bawah yang memenuhi syarat yaitu telah berumur 5 bulan, diameter batang ± 1 cm dan kulit batangnya mudah dikelupas dari kayu.
2. Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat yang berasal dari pohon apel varietas unggul yang telah terbukti keunggulannya. Caranya adalah dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm (Matanya ditengah-tengah). Kemudian lapisan kayu dibuang dengan hati-hati agar matanya tidak rusak
3. Buat lidah kulit batang yang terbuka pada batang bawah setinggi ± 20 cm dari pangkal batang dengan ukuran yang disesuaikan dengan mata tempel. Lidah tersebut diungkit dari kayunya dan dipotong setengahnya.
4. Masukkan mata tempel ke dalam lidah batang bawah sehingga menempel dengan baik. Ikat tempelan dengan pita plastik putih pada seluruh bagian tempelan.
5. Setelah 2-3 minggu, ikatan tempelan dapat dibuka dan semprot/ kompres dengan ZPT. Tempelan yang jadi mempunyai tanda mata tempel berwarna hijau segar dan melekat.
6. Pada okulasi yang jadi, kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi milintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 bagian penampang.
Tujuannya untuk mengkonsentrasikan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata tunas.
b) Penyambungan
1. Batang atas (entres) berupa cabang (pucuk cabang lateral).
2. Batang bawah dipotong pada ketinggian ± 20 cm dari leher akar.
3. Potong pucuknya dan belah bagian tengah batang bawah denngan panjang 2-5 cm.
4. Cabang entres dippotong sepanjang ± 15 cm (± 3 mata), daunnya dibuang, lalu pangkal batang atas diiris berbentuk baji. Panjang irisan sama dengan panjang belahan batang bawah.
5. Batang atas disisipkan ke belahan batang bawah, sehingga kambium keduanya bisa bertemu.
6. Ikat sambungan dengan tali plastik serapat mungkin.
7. Kerudungi setiap sambungan dengan kantung plastik. Setelah berumur 2-3 minggu, kerudung plastik dapat dibuka untuk melihat keberhasilan sambungan.
4) Pemeliharaan pembibitan
Pemeliharaan batang bawah meliputi
a) Pemupukan: dilakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP masing-masing 5 gram per tanaman ditugalkan (disebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
b) Penyiangan: waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.
c) Pengairan: satu minggu sekali (bila tidak ada hujan)
d) Pemberantasan hama dan penyakit: disemprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan. Fungisida yang digunakan adalah Antracol atau Dithane, sedangkan insektisida adalah Supracide atau Decis.
Bersama dengan ini dapat pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat Agristic.
5) Pemindahan Bibit
Bibit okulasi grafting (penempelan dan sambungan) dapat dipindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga tingginya 80-100 cm dan daunnya dirompes.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Tanah diolah dengan cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal.
3) Pembentukan Bedengan
Pada tanaman apel bedeng hampir tidak diperlukan, tetapi hanya peninggian alu penanaman.
4) Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah. Pengapuran hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dari 6.
5) Pemupukan
Pupuk yang diberikan pada pengolahan lahan adalah pupuk kandang sebanyak 20 kg per lubang tanam yang dicampur merata dengan tanah, setelah itu dibiarkan selama 2 minggu.
Demikian sekilas tentang budidaya apal, selamat "MENANAM APEL" di desa anda.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah.
2) Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
3) Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
4) Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.
5.2. Media Tanam
1) "Tanaman apel tumbuh" dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan menyimpanan airnya optimal.
2) Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol dan Regosol.
3) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia.
4) Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.
5) Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak ditanami.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Perbanyakan tanaman apel dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan yang baik dan umum dilakukan adalah perbanyakan vegetatif, sebab perbanyakan generatif memakan waktu lama dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari induknya. Teknik perbanyakan generatif dilakukan dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dengan okulasi atau penempelan (budding), sambungan
(grafting) dan stek.
1) Persyaratan Benih
Syarat batang bawah : merupakan apel liar, perakaran luas dan kuat, bentuk pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi. Sedangkan syarat mata tunas adalah berasal dari batang tanaman apel yang sehat dan memilki sifat-sifat unggul.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih dilakukan dengan cara perbanyakan batang bawah dilakukan langkah-langkah sebagai beriku t:
a) Anakan / siwilan
1. Ciri anakan yang diambil adalah tinggi 30 cm, diameter 0,5 cm dan kulit batang kecoklatan.
2. Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman produktif dengan cara menggali tanah disekitar pohon, lalu anakan dicabut beserta akarnya secara berlahan-lahan dan hati-hati.
3. Setelah anakan dicabut, anakan dirompes dan cabang-cabang dipotong, lalu ditanam pada bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.
b) Rundukan (layering)
1. Bibit hasil rundukan dapat diperoleh dua cara yaitu:
- Anakan pohon induk apel liar: anakan yang agak panjang direbahkan melekat tanah, kemudian cabang dijepit kayu dan ditimbun tanah; penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat, tunas dapat
dipisahkan dengan cara memotong cabangnya.
- Perundukan tempelan batang bawah: dilakukan pada waktu tempelan dibuka (2 minggu) yaitu dengan memotong 2/3 bagian penampang batang bawah, sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan dibenamkan dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas. Pada tekukan diberi penjepit kayu atau bambu.
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut dibawah keratan atau tekukan. Bekas luka diolesi defolatan.
c) Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam dan lurus), sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan akar. Jarak penanaman 30 x 25 cm, tiap bedengan ditanami dua baris. Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang ± 1
cm dan perakaran cukup cukup kuat.
3) Teknik Pembiitan
a) Penempelan
1. Pilih batang bawah yang memenuhi syarat yaitu telah berumur 5 bulan, diameter batang ± 1 cm dan kulit batangnya mudah dikelupas dari kayu.
2. Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat yang berasal dari pohon apel varietas unggul yang telah terbukti keunggulannya. Caranya adalah dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm (Matanya ditengah-tengah). Kemudian lapisan kayu dibuang dengan hati-hati agar matanya tidak rusak
3. Buat lidah kulit batang yang terbuka pada batang bawah setinggi ± 20 cm dari pangkal batang dengan ukuran yang disesuaikan dengan mata tempel. Lidah tersebut diungkit dari kayunya dan dipotong setengahnya.
4. Masukkan mata tempel ke dalam lidah batang bawah sehingga menempel dengan baik. Ikat tempelan dengan pita plastik putih pada seluruh bagian tempelan.
5. Setelah 2-3 minggu, ikatan tempelan dapat dibuka dan semprot/ kompres dengan ZPT. Tempelan yang jadi mempunyai tanda mata tempel berwarna hijau segar dan melekat.
6. Pada okulasi yang jadi, kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi milintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 bagian penampang.
Tujuannya untuk mengkonsentrasikan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata tunas.
b) Penyambungan
1. Batang atas (entres) berupa cabang (pucuk cabang lateral).
2. Batang bawah dipotong pada ketinggian ± 20 cm dari leher akar.
3. Potong pucuknya dan belah bagian tengah batang bawah denngan panjang 2-5 cm.
4. Cabang entres dippotong sepanjang ± 15 cm (± 3 mata), daunnya dibuang, lalu pangkal batang atas diiris berbentuk baji. Panjang irisan sama dengan panjang belahan batang bawah.
5. Batang atas disisipkan ke belahan batang bawah, sehingga kambium keduanya bisa bertemu.
6. Ikat sambungan dengan tali plastik serapat mungkin.
7. Kerudungi setiap sambungan dengan kantung plastik. Setelah berumur 2-3 minggu, kerudung plastik dapat dibuka untuk melihat keberhasilan sambungan.
4) Pemeliharaan pembibitan
Pemeliharaan batang bawah meliputi
a) Pemupukan: dilakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP masing-masing 5 gram per tanaman ditugalkan (disebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
b) Penyiangan: waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.
c) Pengairan: satu minggu sekali (bila tidak ada hujan)
d) Pemberantasan hama dan penyakit: disemprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan. Fungisida yang digunakan adalah Antracol atau Dithane, sedangkan insektisida adalah Supracide atau Decis.
Bersama dengan ini dapat pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat Agristic.
5) Pemindahan Bibit
Bibit okulasi grafting (penempelan dan sambungan) dapat dipindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga tingginya 80-100 cm dan daunnya dirompes.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Tanah diolah dengan cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal.
3) Pembentukan Bedengan
Pada tanaman apel bedeng hampir tidak diperlukan, tetapi hanya peninggian alu penanaman.
4) Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah. Pengapuran hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dari 6.
5) Pemupukan
Pupuk yang diberikan pada pengolahan lahan adalah pupuk kandang sebanyak 20 kg per lubang tanam yang dicampur merata dengan tanah, setelah itu dibiarkan selama 2 minggu.
Demikian sekilas tentang budidaya apal, selamat "MENANAM APEL" di desa anda.
MENANAM ANGGUR..!
Anggur Mudah Dibudidayakan, "Tips atau cara menanam anggur" di pekarangan rumah.
TANAMAN anggur (vitis vinifera), ternyata cukup mudah dibudidayakan, termasuk di Taman Royal. Tumbuhan merambat ini hanya memerlukan lahan 50 x 50 x 50 cm untuk setiap pohon, dan bisa tumbuh baik di daerah-daeraah yang musim keringnya panjang.
"Untuk mendapatkan bibit anggur" pun tidak terlalu sulit. Di penjual tanaman hias bisa kita dapat memesan bibit anggur dengan harga yang terjangkau. Umumnya Bibit anggur hijau dan merah dijual antara Rp 10.000 s/d 15.000 per pohon.
Untuk membudidayakan tanaman anggur, kita mulai dengan pembuatan media tanaman berupa pembuatan lubang 50 x 50 x 50 cm yang dibiarkan 2-3 minggu, diisi tanah, pasir dan pupuk kandang dengan komposisi 1:1:2.
"Tanaman anggur" paling baik ditanam pada bulan April-Juni, bibit tananam anggur di polybag dibuka pelan-pelan dengan silet atau gunting lalu dimasukkan ke tanah hingga rata dengan tanah. Pembukaan polybag harus pelan-pelan dan jangan sampai merusak akar tanaman anggur.
Tanaman anggur memang membutuhkan air namun jangan sampai terjadi genangan air. Sejak awal pertumbuhan disiram 2 kali sehari, kecuali hujan, dan sebulan sebelum dipangkas, penyiraman agar dihentikan.
Dua-tiga hari setelah dipangkas, tanaman disiram air lagi sebanyak-banyaknya. Seminggu sebelum penen, pengairan dihentikan dan 4 hari sebelum panen harus segera diairi lagi hingga tanahnya cukup basah.
Setelah tanaman berumur satu tahun, tunas cabang pokok disebut cabang primer dipangkas dan disisakan 0,5 meter. Tunas cabang sekunder menghasilkan cabang tersier yang tumbuh bersama bunga yang selanjutnya menghasilkan buah. Bersamaan dengan pemangkasan, semua daun dihilangkan/dipotong. Tunas-tunas tersier diatur agar bentuknya seperti sirip.
Hingga tanaman berumur 1 tahun, dipupuk dengan pupuk yang berunsur N (urea), dilakukan setiap 10 hari sekali sampai berumur 3 bulan, pemupukan 10 gram/pohon. Selanjutnya, tanaman 3-6 bulan butuh 15 gr/pohon setiap 15 hari sekali, 6-12 bulan butuh 50 gr/pohon setiap 30 hari sekali. Setelah tanaman berumur 4 tahun, pemupukan diberikan setahun sekali menjelang pemangkasan pembuahan.
Beberapa hal yang juga patut diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman anggur, bulan Maret-April biasanya buahnya sedikit karena tidak sedang musim bunga, Juli-Agustus biasanya buahnya banyak, dalam memotong cabang subur ditinggalkan 4-10 mata tunas. Cabang yang dipangkas harus meneteskan air, bila tidak pemangkasan ditunda.
Selain itu, tunas yang tumbuh di atas bunga sebaiknya dipangkas, bila buhnya sudah besar sebesar biji asem, sebaiknya dilakukan penjarangan sebanyak 40-50 persen. Agar buah tak diserang hama, buahnya sebaiknya dibungkus dengan kertas semen atau kantong plastik transparan. Buah siap panen setelah pemangkasan bunga 105- 110 hari.
TANAMAN anggur (vitis vinifera), ternyata cukup mudah dibudidayakan, termasuk di Taman Royal. Tumbuhan merambat ini hanya memerlukan lahan 50 x 50 x 50 cm untuk setiap pohon, dan bisa tumbuh baik di daerah-daeraah yang musim keringnya panjang.
"Untuk mendapatkan bibit anggur" pun tidak terlalu sulit. Di penjual tanaman hias bisa kita dapat memesan bibit anggur dengan harga yang terjangkau. Umumnya Bibit anggur hijau dan merah dijual antara Rp 10.000 s/d 15.000 per pohon.
Untuk membudidayakan tanaman anggur, kita mulai dengan pembuatan media tanaman berupa pembuatan lubang 50 x 50 x 50 cm yang dibiarkan 2-3 minggu, diisi tanah, pasir dan pupuk kandang dengan komposisi 1:1:2.
"Tanaman anggur" paling baik ditanam pada bulan April-Juni, bibit tananam anggur di polybag dibuka pelan-pelan dengan silet atau gunting lalu dimasukkan ke tanah hingga rata dengan tanah. Pembukaan polybag harus pelan-pelan dan jangan sampai merusak akar tanaman anggur.
Tanaman anggur memang membutuhkan air namun jangan sampai terjadi genangan air. Sejak awal pertumbuhan disiram 2 kali sehari, kecuali hujan, dan sebulan sebelum dipangkas, penyiraman agar dihentikan.
Dua-tiga hari setelah dipangkas, tanaman disiram air lagi sebanyak-banyaknya. Seminggu sebelum penen, pengairan dihentikan dan 4 hari sebelum panen harus segera diairi lagi hingga tanahnya cukup basah.
Setelah tanaman berumur satu tahun, tunas cabang pokok disebut cabang primer dipangkas dan disisakan 0,5 meter. Tunas cabang sekunder menghasilkan cabang tersier yang tumbuh bersama bunga yang selanjutnya menghasilkan buah. Bersamaan dengan pemangkasan, semua daun dihilangkan/dipotong. Tunas-tunas tersier diatur agar bentuknya seperti sirip.
Hingga tanaman berumur 1 tahun, dipupuk dengan pupuk yang berunsur N (urea), dilakukan setiap 10 hari sekali sampai berumur 3 bulan, pemupukan 10 gram/pohon. Selanjutnya, tanaman 3-6 bulan butuh 15 gr/pohon setiap 15 hari sekali, 6-12 bulan butuh 50 gr/pohon setiap 30 hari sekali. Setelah tanaman berumur 4 tahun, pemupukan diberikan setahun sekali menjelang pemangkasan pembuahan.
Beberapa hal yang juga patut diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman anggur, bulan Maret-April biasanya buahnya sedikit karena tidak sedang musim bunga, Juli-Agustus biasanya buahnya banyak, dalam memotong cabang subur ditinggalkan 4-10 mata tunas. Cabang yang dipangkas harus meneteskan air, bila tidak pemangkasan ditunda.
Selain itu, tunas yang tumbuh di atas bunga sebaiknya dipangkas, bila buhnya sudah besar sebesar biji asem, sebaiknya dilakukan penjarangan sebanyak 40-50 persen. Agar buah tak diserang hama, buahnya sebaiknya dibungkus dengan kertas semen atau kantong plastik transparan. Buah siap panen setelah pemangkasan bunga 105- 110 hari.
TABULAMPOT MANGGA (2)
Kali ini ada sedikit cerita tentang "tabulampot mangga (2)", kalau dulu ada tabulampot mangga seri (1). Tanaman mangga (Mangifera indica) berasal dari daerah sekitar Bombay (India) dan sekitar kaki pegunungan Himalaya (Nepal) kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Pohon mangga bisa mencapai umur 50 tahun dan diameter batang bisa mencapai lebih dari 100 cm dengan tajuk yang melebar dan rindang sehingga selain tanaman buah juga berguna sebagai tanaman pelindung.
"Jenis mangga atau macam mangga" antara lain harum manis, golek, gadung, madu, manalagi dan jenis genjah seperti oren, golek India, apel, Tanjung Pinang, cengkir, merah Brazil, green Bombay, dan lain-lain.
Untuk penanaman di pot, pilihlah bibit berasal dari cangkok, stek, rundukan, sambung pucuk atau okulasi. Bibit dari tanam biji sangat lambat menghasilkan buah dan kualitas buah sulit dipastikan. Pilih bibit dengan umur minimal 1 tahun dengan daun yang banyak dan segar
Pakailah pot dengan diameter minimal 30 cm dan tinggi minimal 35 cm. Isilah pot secara berturut-turut dengan ijuk atau pecahan genteng sebagai penahan keluarnya media tanam saat penyiraman atau hujan setebal 5 cm, kemudian isi dengan humus atau cabang dan daun tanaman yang sudah lapuk, selanjutnya isi dengan media tanam (tanah campur humus dengan perbandingan sama) sampai penuh. Setelah penanaman tutul permukaan media tanam dengan jerami untuk mengurangi penguapan dan menahan tumbuhnya gulma.
Setiap 4 sampai 5 tahun sekali dilakukan pergantian pot kalau ukurannya sudah tidak mencukupi atau pot rusak. Kalau tidak melakukan pergantian pot, maka hanya media tanamnya saja yang diganti. Potonglah sekitar 5 cm media tanam beserta akarnya di sekeliling pinggir dan bagian bawah dengan pelan menggunakan pisau tajam, kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru. Setiap pemotongan akar harus diikuti dengan pemangkasan daun, jika tidak biasanya tanaman akan melayukan dan menggugurkan daunnya supaya seimbang antara kemampuan menyerap air dan penguapan air lewat daun. "TABULAMPOT MANGGA"
Pohon mangga bisa mencapai umur 50 tahun dan diameter batang bisa mencapai lebih dari 100 cm dengan tajuk yang melebar dan rindang sehingga selain tanaman buah juga berguna sebagai tanaman pelindung.
"Jenis mangga atau macam mangga" antara lain harum manis, golek, gadung, madu, manalagi dan jenis genjah seperti oren, golek India, apel, Tanjung Pinang, cengkir, merah Brazil, green Bombay, dan lain-lain.
Untuk penanaman di pot, pilihlah bibit berasal dari cangkok, stek, rundukan, sambung pucuk atau okulasi. Bibit dari tanam biji sangat lambat menghasilkan buah dan kualitas buah sulit dipastikan. Pilih bibit dengan umur minimal 1 tahun dengan daun yang banyak dan segar
Pakailah pot dengan diameter minimal 30 cm dan tinggi minimal 35 cm. Isilah pot secara berturut-turut dengan ijuk atau pecahan genteng sebagai penahan keluarnya media tanam saat penyiraman atau hujan setebal 5 cm, kemudian isi dengan humus atau cabang dan daun tanaman yang sudah lapuk, selanjutnya isi dengan media tanam (tanah campur humus dengan perbandingan sama) sampai penuh. Setelah penanaman tutul permukaan media tanam dengan jerami untuk mengurangi penguapan dan menahan tumbuhnya gulma.
Setiap 4 sampai 5 tahun sekali dilakukan pergantian pot kalau ukurannya sudah tidak mencukupi atau pot rusak. Kalau tidak melakukan pergantian pot, maka hanya media tanamnya saja yang diganti. Potonglah sekitar 5 cm media tanam beserta akarnya di sekeliling pinggir dan bagian bawah dengan pelan menggunakan pisau tajam, kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru. Setiap pemotongan akar harus diikuti dengan pemangkasan daun, jika tidak biasanya tanaman akan melayukan dan menggugurkan daunnya supaya seimbang antara kemampuan menyerap air dan penguapan air lewat daun. "TABULAMPOT MANGGA"
Langganan:
Postingan (Atom)